Pages

Jumat, 07 Mei 2010

13ELIEVE

apa aku udah bilang ??? ini FF dr FB.. semuanya yg qw post hari ini.. okay... eeuumm.. ga semua deng, beberapa aja yg ku anggap bagus n gaje... ya sud... *banyak bacot gw* nikmatin aja okay?? ^___^


Annyeong~~
I’m Back!!! *hallaahh….*
Abis stres gara-gara ujian laknat.. huhuhuhu

Belakangan ini lagi banyak ide FF berhamburan di kepalaku, hihihi FF ini ku bikin cuman dua jam, semoga kalian suka.. yah.. walao gaje.. ehehehe

Selamat membaca…

Cast :
Yeonri : Yeonri *saiia*
Kim Heechul : Kim Heechul
Hwang Min Jee : Ravika


13ELIEVE

Yeonri POV:

“Saat kau melihat semua tentangnya adalah kebenaran, bagaimana sikapmu jika ternyata semua itu hanya tipuan?”
Aku tertegun saat kekasihku mengatakan hal itu. “apa maksudmu?”
Dia masih menatapku dengan matanya yang sayu, “Yeonri.. mianhe”

Tanpa terasa, sudah seminggu sejak Heechul memutuskan hubungan kami, aku masih saja mengingat detail setiap kata-katanya.

“aku sudah menikah, bahkan sebelum aku berhubungan denganmu. Sekarang istriku sedang hamil dan kami akan segera pindah ke Mokpo tempat tinggal orang tuanya” aku merasa sangat terpukul mendengarnya, melihat kenyataan yang sebenarnya. Kekasih yang berjanji akan segera melamarku bilang. Bahwa dia sudah menikah??.

Hari ini pun sangat cerah seperti hari itu, lukaku masih belum sembuh dari kenyataan pahit yang telah ku terima, aku berjalan tanpa arah, hanya menatap ke depan tanpa memperdulikan orang di sekitarku. Semua yang kudengar hanya kalimat-kalimat Heechul yang terus menerus mengiris hatiku. Akhirnya, angin pun membawaku sampai kemari..

Mokpo, di depan rumah yang kabarnya menjadi tempat tinggalnya, rumah orang tua Hwang Min Jee, ah.. Kim Min Jee… akupun tidak tau kenapa aku sampai kemari.

“kau??” aku menoleh ke sumber suara yang ada di belakangku.
“annyeong…” sapaku datar, Kim Heechul bersama sang istri menatapku tanpa berkedip. Dari tangan mereka yang membawa beberapa keranjang sayuran, sepertinya mereka habis belanja.
“jagi, siapa dia??” tanya perempuan yang lebih pendek berapa senti dariku, dia terlihat sangat cantik dengan perut yang besar yang terisi benih cinta mereka berdua.
“di-dia” aku bisa melihat Heechul yang masih bingung menjawab pertanyaan itu.
“annyeong haseyo.. Lee Yeonri imnida… aku adik tiri Heechul” wajah Kim Min Jee berubah hangat lalu memelukku “ah, kau Yeonri-sshi.. aku ingat Heechul pernah bercerita kalau ayahnya menikah lagi” dia melepas pelukannya. Aku tersenyum melihat senyum lugunya, aku tidak bohong, aku memang adik tiri Heechul, kedua orang tua Heechul sudah lama bercerai, Heechul yang ikut dengan ibunya tidak pernah tahu keberadaanku yang ternyata adik tirinya sampai aku menjadi kekasih gelapnya dan mengenalkan ayah tiriku.
“ayo masuk..” ajaknya ramah “kenapa kau tidak datang pada hari pernikahan kami? Padahal aku melihat ayah kandung oppa saat itu” dia menuntunku masuk ke rumahnya, dan Heechul hanya mengikuti kami tanpa bicara sepatah katapun. “aku sedang ada di jepang saat itu..” yang ini aku sepenuhnya bohong. “oohh, sekarang istirahatlah.. akan ku buatkan minuman” dia segera berjalan ke dapur tetapi di hadang oleh Heechul.
“jagi.. awas, aku mau bikin teh” ucap Min Jee.
“kau jangan terlalu lelah jagi..” Heechul memeluk pinggul Min Jee dan aku segera memalingkan wajahku dari mereka.

“minggir.. aku mau buat minum” aku mendorong Heechul yang menghalangi jalanku.
“jagi, kau kan baru sembuh dan pulang dari rumah sakit.. jangan memaksakan diri, aku kesini bukan untuk merepotkanmu” dia menempelkan dahinya didahiku dan memelukku, wajahku jadi memanas karena malu.
“aku baik-baik saja, membuatkanmu kopi tidak akan membuatku mati” aku masih berusaha lepas dari pelukannya yang semakin membuat jantungku berdegup kencang.
“tidak mau~~” wajah Heechul semakin mendekat ke wajahku.
“Heechul- mmpphh”

“ada urusan apa datang kesini?” aku segera menghapus airmataku setelah mendengar suaranya yang tepat di depanku.
“kau dingin sekali.. aku hanya ingin mengantarkan ini, ayah yang memintaku membawanya untukmu” aku menyerahkan sebuah kado didalam tas kertas. Sebenarnya ini bukan dari Ayah, aku hanya membuat alasan supaya aku bisa datang kemari, Min Jee mengandung pun sepertinya ayah tidak mengetahuinya.
“apa ini?” katanya sambil membuka bungkusan dengan semangat. “ah.. baju bayi..” katanya senang.
“jagi, apa itu?” suara sang istri terdengar sangat bahagia, sambil membawa nampan berisi minuman dan beberapa kue ia sajikan didepanku. “wah, baju bayi… apa ini dari kau Yeonri-sshi?”
“itu dari ayahku..” jawab Heechul. Aku merasa tidak bisa masuk dalam lingkungan mereka, aku semakin sedih melihat mereka yang bahagia. Tuhan, apa yang harus aku lakukan?
“Yeonri-sshi, kau pucat.. apa kau kelelahan?” kurasakan tangan lembut itu menyentuh dahiku, aku memang merasa pusing dan mual.
“gwenchana Min Jee-sshi, aku baik-baik saja..” aku memaksakan senyumku.
“kau harus istirahat. Akanku siapkan kamar untuk Yeonri” Heechul segera berdiri dari duduknya.
“aku kesini bukan untuk merepotkanmu”
Aku tidak berharap dia sedikit mengingatku hanya karena ucapanku tadi, aku hanya ingin mengeluarkan kata-kata itu. Tapi ternyata, dia langusng berhenti dari langkahnya sebentar, kalau dia menjawab kata-kataku dengan kalimatku dulu, akan kuanggap kalau kau masih mencintaiku, jagiya..
“….” Aku tersenyum getir, dia tidak menjawabnya. Airmataku menetes lagi, sial! Kenapa tubuh ini tidak bisa diajak kompromi? Kenapa aku jadi cengeng di rumah ini?
“gwenchana Yeonri-sshi?” dari matanya terlihat jika Min Jee mengkhawatirkanku.
“ne..” meski aku sangat menghapus airmata ini, tapi tanganku masih diam di pangkuanku tidak mau mengusapnya.
“kau harus menceritakannya padaku, kecil-kecil begini aku kakak iparmu lho..” katanya yang manis membuatku kembali tersenyum, lalu dengan sangat pelan.. dia mengusap airmataku lembut.
‘apa aku memang harus menceritakannya padamu?’


(((((


Setelah makan malam aku menuju balkon, dari sini bisa melihat pantai di malam hari, rasanya langit itu begitu luas ya?? akhirnya aku menginap disini, aku menelfon ibu agar beliau tidak khawatir.
“amma, aku baik-baik saja… iya.. aku pasti akan istirahat.. iya.. aku juga akan minum obat..” aku menutup telfonku saat ibu sudah mulai tenang, dan meyakinkan ibuku kalau aku ‘baik-baik saja’.
“apa masakannya enak?” Heechul tiba-tiba muncul dibelakangku.
“iya, enak sekali..”
“kau tahu? Masakannya baru terasa enak malam ini… sebelumnya kami terpaksa membeli makanan karena dia yang berkali-kali masak dan hasilnya gosong” kami lalu tertawa bersama.
“bogosipho…” kataku lirih.
“nado..” aku menatapnya karena ingin memastikan jawabannya barusan.

“cinta terlarang..” kami berdua kaget karena suara Min Jee. Heechul memucat dan akupun memucat.
“kalian tidak tahu? Ini dorama terbaru yang sangat menyentuh.. kalian mau ikut menonton?” katanya tanpa wajah berdosa.
“aku ikut…” aku tidak mau lama-lama berdua dengan Heechul, gawat kalau kami sampai ketahuan.

“Yeonri-sshi.. bisa kau jujur padaku?”
“apa?” aku berhenti menikmati snack yang dia sajikan didepan kami.
“apa kau sakit?”
“memang kenapa?” aku kembali memperhatikan televisi.
“ba-banyak obat di tasmu.. maaf, aku ta-tapi tidak sengaja melihatnya..” katanya gugup, mungkin dia takut kalau aku marah.
“oh.. itu hanya obat tidur.. aku ini insomnia akut lho.. ehehehe” kataku enteng.
“lalu, kenapa tadi sore kau menangis??” aku menoleh mencari Heechul, aku tidak ingin dia tahu apa yang akan aku bicarakan dengan istrinya ini.
“aku.. baru diputus pacarku” kataku sembari tersenyum.
“jinca??” wajahnya berubah jadi iba, hhihihi lucu sekali ekspresinya.
“iya, belum lama ini.. seminggu yang lalu”
“mwo?? Saat aku mau pindah kemari??” sepertinya dia semakin tertarik dengan ceritaku.
“sepertinya begitu..” aku menganggukan kepala.
“namja bodoh mana yang tega meninggalkan yeoja secantik dan sebaik kau?? Dia benar-benar sangat bodoh” makinya serius.
“benar, dia memang sangat bodoh, ternyata kita sependapat, ayo kita tos?!”
PLAK! kami ber-high five lalu bersama-sama memaki lelaki bodoh itu, suaminya sendiri.

“kau belum tidur??” aku menelfon Heechul jam 2 pagi, dan aku sadar kalau itu mengganggu tidurnya.
“aku tidak bisa tidur, jagi, menyanyilah untukku.. supaya aku bisa tidur..”dia menghela nafas panjang, tapi akhirnya dia menyanyi dengan sangat terpaksa, hihihi

Maybe, it was a constant self-control.
Maybe, you were crying inside.
You can’t give away the dream
You chose yourself?
More than the number of times I suffered,
More than the number of times I doubt,
I want the number of times I laugh and trust others,
And I pray that it’ll happen in my life.

Even though I was always a side character,
Even though I’m a shadow,
Let me be in the center
When I dream.
Let me be honest.

Frequently, somehow I didn’t give up.
Frequently,I always stand up, right?
Frequently, we always trust each other
Frequently, I dreamed.
Frequently…


(Ima Made Nandomo = The Massmissile =)


Aku tertidur sebelum dia menyelesaikan lagunya, aku sudah terlelap

Pagi hari, pukul 6.
“kau mau kemana?” Heechul mempergokiku yang sedang buru-buru merapikan barang bawaanku.
“a-aku mau pulang..”
“pagi-pagi begini?” dia lalu masuk ke kamarku yang yang sedari tadi pintunya terbuka lebar.
“ah, aku ada janji..” jawabku asal. Aku harus segera pergi ke Seoul membeli obatku, bodoh! Kenapa aku tidak ingat kalau obatnya habis hari ini??.
“mau ku antar?”
“tidak perlu” jawabku cepat. ‘aahh… kenapa disaat begini.. ja-jantungku..’
“Yeonri, gwenchana?” Heechul menahan tubuhku yang hampir ambruk. Aku terus memegang dadaku, karena jantungku terasa sangat sakit sekarang “aahh…” gawat, aku bisa terlambat. Aku harus segera berangkat.
“ja-jantungmu?? Ja-jangan-jangan..??” suara Heechul terdengar sedang mencemaskanku. Dia memang tahu penyakit jantung bawaan dari ayah kandungku, dulu.. dia juga yang menemaniku saat aku masuk rumah sakit. Dan sekarang..
“JAGII!!!” tanpa bisa memberontak, Heechul mengangkat tubuhku yang sudah tidak kuat berjalan lagi.
“Yeonri.. aku mohon.. bertahanlah” aku mulai merasakan seluruh tubuhku panas “bertahanlaahhhh…” Heechul memelukku di dadanya, benar-benar seperti terbakar.. hati dan jantungku.. seperti mau meledak. “Yeonri… sa-saranghae… saranghae.. aku mohon kau harus tetap hidup..” aku melihat samar airmata Heechul menetes di pipiku, rasanya airmata itu membuat aku meleleh, bibirku sudah sulit di gerakan tapi, aku ingin dia tahu kalau aku..
“na-nado..” sangat pelan, entah dia mendengarnya atau tidak.
“Yeonri-sshi, kau kenapa??” suara Min Jee, maaf Min Jee aku sudah tidak bisa lagi menjawab, bibirku seperti terkunci dan suaraku hilang, aku sudah lega karena sudah memastikan semuanya, memastikan perasaan Heechul terhadapku, perlahan jantungku semakin sakit dan pandanganku menjadi gelap.

‘Heechul, aku belum menjawab pertanyaanmu waktu itu. Saat kau melihat semua tentangnya adalah kebenaran, bagaimana sikapmu jika ternyata semua itu hanya tipuan? Jawabanku adalah… aku tetap percaya bahwa dia akan selalu mengatakan hal yang benar tentang perasaannya. Dan aku percaya padamu… aku.. selalu percaya padamu’

Author POV:

“Selamat Tuan Kim, anaknya perempuan.. cantik sekali seperti ayahnya” kata dokter yang baru membantu persalinan Min Jee. Heechul langsung menggendong anak pertamanya itu dengan gemas.
“aigoo.. cantik sekali…” bayi itu begitu putih dan cantik, seperti ayahnya. Heechul segera mendekati tubuh istrinya yang masih kelelahan sehabis melahirkan,
“Jagi.. cantik sekali bukan?” Min Jee tersenyum lega, setelah beberapa bulan suaminya hanya menunjukkan senyum palsunya, hari ini tawanya begitu lepas saat melihat bayi yang mungil itu.
“jagi, aku sudah memikirkan nama buatnya..” kata sang istri.
“benarkah? Siapa?” Heechul sangat penasaran dengan nama putri pertamanya ini.
“Yeonri.. aku ingin menamainya Yeonri, bolehkan jagi?” sebenarnya dalam hati, Heechul tidak ingin lagi mendengar nama itu disebut, dia masih belum bisa menerima kepergian Yeonri yang sangat memukul perasaannya, tapi bagaimanapun.. ini adalah keinginan istrinya.
“tentu saja boleh.. Yeonri..” Heechul memandang bayinya lekat-lekat, dia perhatikan semua bagian wajah sang bayi. “saranghae Yeonri…” bisik Heechul di telinga bayi itu, berharap agar bayi itu bisa menjadi wakil dari Yeonri yang telah meninggalkan mereka selamanya.

END.




GYAAA!!! *seperti biasa*
Selesai juga….

Mohon komenx, karena setiap komen dari kaian sangat berarti buatku.. hiks *srooootttt*

Ni FF kedua yang sebenernya gag ku janjiin ke Vika, cuman, gara-gara aku binun pake namanya siapa, tiba-tiba TING!! Inget vika.. mianhe pake namamu tanpa ijin… *hug vika*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AUTHOR BINGUNG

COUNTERNYA NAMBAH MULU TAPI KOK GAG ADA KOMEN MASUK YA??? SILENT READER KAH KALIAN?? GOMAWO DAH PADA BACA..... TAPI.. BISAKAH KALIAN TINGGALKAN SEDIKIT KOMEN KALIAN...???

HARI INI